pH.
Arwana dapat hidup pada selang pH cukup lebar. Namun disarankan agar
mereka dipelihara sesuai dengan kondisi aslinya di alam yaitu pada
selang pH netral sampai agak masam (pH 6.0 -7.0).
Kesadahan.
Arwana berasal dari perairan dengan kesadahan rendah, oleh karena itu
direkomendasikan untuk memeliharanya pada selang kesadahan ini (GH 8°).
Arwana silver dapat hidup pada kisaran GH 4-10.
Temperatur.
Arwana direkomendasikan untuk diperlihara pada selang suhu 26 – 30 °C.
Seperti halnya jenis ikan yang lain, hindari terjadinya perubahan suhu
mendadak. Perubahan suhu mendadak dapat menyebabkan shock pada ikan yang
bersangkutan, dan dapat memicu berbagai masalah. Suhu terlalu tinggi
untuk jangka waktu lama diketahui dapat menyebabkan tutup insang
menggulung, hal ini tentu akan sangat menggangggu keindahan ikan
tersebut.
Pencahayaan. Sebaiknya di area terang tanpa sinar matahari secara langsung.
Wadah
1. Kolam
Pemeliharaan induk arwana sebaiknya dilakukan di kolam. tanah. Lokasi untuk kolam perlu mempetimbangkan :
Jenis Tanah yang baik adalah tanah Nat berlempung yang dapat menahan air dan mendukung pertumbuhan pakan alami.
Perbedaan derajat kemiringan antara saluran pemasukan dan pengeluaran maksimal 1%.
Suplai air yang memenuhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang dibutuhkan. Kolam yang ideal berbentuk persegi panjang dengan ukuran minimal 10x10m2. Persiapan kolam sebelum tanam yaitu :
Hujan deras dapat mengakibatkan perubahan mendadak kualitas air. Untuk mencegah kematian ikan, ganti air (setelah hujan berhenti) minimal 30% dari total volume air.
2. Akuarium
Sebagai Budidaya ikan hias arwana dapat dipelihara dalam akuarium. Secara umum, semakin besar ukuran akuarium akan semakin baik, karena arwana memerlukan ruang gerak yang cukup luas. Ukuran akuarium minimal 3 kali dari panjang ikan dengan lebar 1. 5 kali panjang ikan. Akuarium ditempatkan di area yang jauh dari gangguan, untuk menghindari stress pada ikan. Tutup akuarium dengan tutup yang rapat dan kuat karena arwana dapat melompat atau mendorong tutup ke luar akuarium.
Sebagai Budidaya ikan hias arwana dapat dipelihara dalam akuarium. Secara umum, semakin besar ukuran akuarium akan semakin baik, karena arwana memerlukan ruang gerak yang cukup luas. Ukuran akuarium minimal 3 kali dari panjang ikan dengan lebar 1. 5 kali panjang ikan. Akuarium ditempatkan di area yang jauh dari gangguan, untuk menghindari stress pada ikan. Tutup akuarium dengan tutup yang rapat dan kuat karena arwana dapat melompat atau mendorong tutup ke luar akuarium.
Setelah
arwana berumur 4 bulan, pemeliharaan mulai dilakukan secara terpisah
pada akuarium ukuran 75 x 45 x 45 cm untuk menghindari perkelahian antar
ikan. Pemeliharaan 2-3 ekor arwana dalam satu akuarium perlu dihindari,
mengingat sifat agresif akan menyebabkan perkelahian. Namun
diperbolehkan pemeliharaan 6 ekor sekaligus, karena sifat agresif arwana
menjadi sangat berkurang.
Untuk
merangsang keluarnya warna yang bagus dan pembentukan kromatofora,
perlu diberikan pencahayaan buatan minimal 10-12 jam per hari. Hindari
penyalaan lampu secara mendadak, yang bisa menyebabkan panik, sehingga
ikan menabrak kaca atau benda lainnya dalam akuarium dan ikan menjadi
terluka. Manipulasi pencahayaan sering dapat menimbulkan pantulan warna
ikan dengan lebih baik. Letakkan lampu di bagian depan akuarium, dan set
sudut reflektor sedemikan rupa sehingga bisa memberikan pantulan yang
optimal. Banyak pilihan lampu dijual dipasaran dengan spektrum
bervariasi, lampu berspektrum penuh akan secara alamiah memantulkan
wama-warna alami dari ikan.
Pada waktu 6-7 bulan setelah ikan dapat berenang bebas, ukuran mencapai 20-25 cm dan dapat dipasarkan.
Perawatan Akuariurn
Sebagai karnivora, arwana akan memproduksi kotoran dalam jumlah relatif banyak dengan kandungan unsur nitrogen tinggi. Oleh karena itu, kadar amonia, nitrit, dan nitrat dalam akuarium arwana sering kali menjadi masalah.
Sebagai karnivora, arwana akan memproduksi kotoran dalam jumlah relatif banyak dengan kandungan unsur nitrogen tinggi. Oleh karena itu, kadar amonia, nitrit, dan nitrat dalam akuarium arwana sering kali menjadi masalah.
Penggantian
air dilakukan untuk memperbaiki kualitas air yang telah menurun akibat
banyaknya kotoran ikan. Oleh karena itu dalam penggantian air yang
menggunakan sistem siphon (menggunakan selang air) sekaligus untuk
mengeluarkan sisa-sisa kotoran ikan dan juga kotoran yang melekat pada
kaca. Penggantian air cukup dilakukan 2 atau 4 minggu sekali dan tidak
perlu seluruh air diganti tetapi cukup sejumlah 30-50 % dari total air.
Perlu diperhatikan bahwa suhu dan pH air pengganti harus relatif sama
dengan air akuarium. Hindari terjadinya fluktuasi kualitas air saat
melakukan penggantian air.
Bersamaan dengan penggantian air dilakukan juga pembersihan media filter mekanik yang digunakan.
Pakan
hidup merupakan jenis pakan utama bagi arwana yang termasuk karnivora.
Pakan yang diberikan hendaknya bervariasi untuk menekan resiko
kekurangan gizi tertentu.
Beberapa
jenis pakan yang sering diberikan pada arwana adalah ikan hidup, udang
hidup, potongan udang segar, potongan daging ikan segar, serangga
(jangkrik, kecoa, kelabang), cacing/ulat (cacing sutera, cacing tanah,
cacing darah, ulat hongkong) dan kodok.
Penggunaan
pakan hidup perlu didahului dengan tindakan karantina yang memadai
untuk menghindari masuknya bibit penyakit. Terutama pakan hidup yang
berasal atau hidup dalam air, seperti udang, ikan, atau kodok. Hindari
memberikan serangga atau kodok mati, kecuali anda yakin betul tidak
berasal dari area tercemar insektisida.
Sebelum
memberikan pakan hidup, bagian-bagian tubuh pakan yang diperkirakan
dapat melukai mulut ikan dibuang terlebih dahulu. Seperti kaki belakang
kecoa dan jangkrik, atau rostrum (duri pada kepala) udang. Dapat juga
pakan hidup tersebut dilemahkan sebelum diberikan pada ikan, agar tidak
terjadi “kejar-mengejar” berlebihan dalam ruang akuarium yang sempit.
Arwana yang mengalami kelebihan pakan dalam jangka lama, akan
kehilangan nafsu makan selama beberapa hari bahkan beberapa minggu.
Pakan
buatan merupakan hasil ramuan dengan komposisi yang mencukupi kebutuhan
gizi bagi pertumbuhan arwana dengan cara melatih dan membiasakan agar
arwana mau memakannya.
Teknik Pemisahan Skala Kecil di Kolam Semen
1. Pemeliharaan Induk
Induk dipelihara dalam kolam berukuran 5 x 5 m dengan kedalaman air 0,5-0,75 m. Kolam ditutup plastik setinggi 0,75 m untuk mencegah lompatan ikan.
Induk dipelihara dalam kolam berukuran 5 x 5 m dengan kedalaman air 0,5-0,75 m. Kolam ditutup plastik setinggi 0,75 m untuk mencegah lompatan ikan.
Ruangan
pemijahan dibangun di pojok perkolaman dan ditambah dengan beberapa
kayu gelondongan untuk memberikan kesan alami. Batu dan kerikil
dihindari karena dapat melukai ikan atau dapat tercampur pakan secara
tidak sengaja.
Kolam
pembesaran dibangun di area tenang dan ditutup sebagian, dan dijauhkan
dari sinar matahari langsung. Induk dipelihara dalam kolam pembesaran
hingga mencapai matang gonad.
Pengelolaan Kualitas Air
Kualitas air dijaga agar mendekati lingkungan alami arwana yaitu pH 6,8-7,5 dan suhu 27-29 C. Penggantian air dilakukan sebanyak 30-34% dari total volume dengan air deklorinisasi.
Kualitas air dijaga agar mendekati lingkungan alami arwana yaitu pH 6,8-7,5 dan suhu 27-29 C. Penggantian air dilakukan sebanyak 30-34% dari total volume dengan air deklorinisasi.
Pemberian Pakan
Keseimbangan gizi sangat penting bagi kematangan gonad dan pemijahan. Induk diberikan pakan bervariasi yang mengandung kadar protein tinggi. Pakan diberikan setiap hari dalam bentuk ikan/udang hidup atau runcah, dan ditambah pelet dengan kadar protein 32 %. Jumlah pemberian pakan per hari adalah 2 % dari bobot total tubuh.
Keseimbangan gizi sangat penting bagi kematangan gonad dan pemijahan. Induk diberikan pakan bervariasi yang mengandung kadar protein tinggi. Pakan diberikan setiap hari dalam bentuk ikan/udang hidup atau runcah, dan ditambah pelet dengan kadar protein 32 %. Jumlah pemberian pakan per hari adalah 2 % dari bobot total tubuh.
Kematangan gonad
Matang gonad terjadi pada umur 4 tahun dengan panjang tubuh 45-60cm.
Pemijahan terjadi sepanjang tahun, dan mencapai puncaknya antara bulan Juli dan Desember. Induk jantan di alam akan menjaga telur yang sudah dibuahi dalam mulutnya hingga 2 bulan ketika larva mulai
Matang gonad terjadi pada umur 4 tahun dengan panjang tubuh 45-60cm.
Pemijahan terjadi sepanjang tahun, dan mencapai puncaknya antara bulan Juli dan Desember. Induk jantan di alam akan menjaga telur yang sudah dibuahi dalam mulutnya hingga 2 bulan ketika larva mulai
Arwana
betina mempunyai ovarium tunggal yang mengandung 20-30 ova besar dengan
diameter rata-rata 1,9 cm dengan kematangan berbeda-beda. Induk jantan
dewasa juga mempunyai sebuah organ vital menyerupai testis.
Pembedaan Kelamin
Juvenil sulit dibedakan jenis kelaminnya. Perbedaan akan muncul setelah ikan berukur 3-4 tahun.
Juvenil sulit dibedakan jenis kelaminnya. Perbedaan akan muncul setelah ikan berukur 3-4 tahun.
Pembedaan
jenis kelamin diketahui melalui bentuk tubuh dan lebar mulut. Arwana
jantan mempunyai tubuh lebih langsing dan sempit, mulut lebih besar dan
warna lebih mencolok daripada betina. Mulut yang melebar dengan rongga
besar digunakan untuk tujuan inkubasi telur. Perbedaan lain adalah
ukuran kepala jantan relatif lebih besar, sifat lebih agresif termasuk
dalam perebutan makanan.
Kebiasaan Pemijahan
Tingkah laku arwana sangat unik selama masa pengenalan lain jenis. Masa ini berlangsung selama beberapa minggu atau bulan sebelum mereka mulai menjadi pasangan. Hal ini dapat diamati pada waktu malam, ketika ikan berenang mendekati permukaan air. Arwana jantan mengejar betina sekeliling kolam, terkadang pasangan membentuk lingkaran (hidung menghadap ke ekor pasangan).
Tingkah laku arwana sangat unik selama masa pengenalan lain jenis. Masa ini berlangsung selama beberapa minggu atau bulan sebelum mereka mulai menjadi pasangan. Hal ini dapat diamati pada waktu malam, ketika ikan berenang mendekati permukaan air. Arwana jantan mengejar betina sekeliling kolam, terkadang pasangan membentuk lingkaran (hidung menghadap ke ekor pasangan).
Sekitar
1-2 minggu sebelum pemijahan, ikan berenang bersisian dengan tubuh
seling menempel. Terjadilah pelepasan sejumlah telur berwarna jingga
kemerahan, Jantan membuahi telur dan kemudian mengumpulkan telurdi
mulitnya untuk diinkubasi sampai larva dapat berenang dan bertahan
sendiri. Diameter telur 8-10 mm dan kaya akan kuning telur dan menetas
sekitar seminggu setelah pembuahan. Setelah penetasan, larva muda hidup
dalam mulut jantan hingga 7-8 minggu sampai kuning telur diserap total.
Larva lepas dari mulut dan menjadi mandiri setelah ukuran tubuh 45-50
mm.
2. Panen Larva
Inkubasi telur secara normal adalah membutuhkan 8 minggu. Untuk memperpendek waktu, telur yang sudah dibuahi dapat dikeluarkan dari mulut pejantan 1 bulan setelah pemijahan. Induk jantan ditangkap dengan sangat hati-hati dengan jaring halus lalu diselimuti dengan handuk katun yang basah untuk menghindari ikan memberontak dan terluka.
Inkubasi telur secara normal adalah membutuhkan 8 minggu. Untuk memperpendek waktu, telur yang sudah dibuahi dapat dikeluarkan dari mulut pejantan 1 bulan setelah pemijahan. Induk jantan ditangkap dengan sangat hati-hati dengan jaring halus lalu diselimuti dengan handuk katun yang basah untuk menghindari ikan memberontak dan terluka.
Untuk
melepaskan larva dari mulut induk jantan, tarik perlahan bagian bawah
mulut dan tubuh ditekan ringan. Larva dikumpulkan dalam wadah plastik
dan diinkubasikan dalam akuarium. Jumlah larva yang dapat mencapai 25-30
ekor.
Teknik Pembenihan
Setelah dikeluarkan dari mulut pejantan, larva diinkubasikan dalam akuarium berukuran 45x45x90 cm. Temperatur air 27-29 °C menggunakan pemanas thermostat. Oksigen terlarut 5 ppm (mg/ I) menggunakan aerator bukaan kecil.
Setelah dikeluarkan dari mulut pejantan, larva diinkubasikan dalam akuarium berukuran 45x45x90 cm. Temperatur air 27-29 °C menggunakan pemanas thermostat. Oksigen terlarut 5 ppm (mg/ I) menggunakan aerator bukaan kecil.
Untuk
mencegah infeksi akibat penanganan larva, dalam air dilarutkan
Acriflavine 2 ppm. Menggunakan teknik pembenihan in vitro ini, Survival
Rate (SR) yang didapat sampai tahap ikan dapat berenang adalah 90-100 %.
Selama
periode inkubasi, larva tidak perlu diberikan pakan. Beberapa minggu
pertama selama kuning telur belum habis, biasanya larva hampir selalu
berada pada dasar akuarium. Larva mulai berenang ke atas bertahap ketika
ukuran kuning telur mengecil. Pada minggu ke delapan, kuning telur
hampir terserap habis sehingga larva mulai berenang ke arah horizontal.
Pada tahap ini, pakan hidup pertama harus mulai diberikan untuk mencegah
larva saling Ketika ukuran larva mencapai 8,5 cm atau berumur 7 minggu,
kuning telur terserap secara penuh dan larva dapat berenang bebas.
Pemeliharaan Larva
Tambahan pakan hidup yang dapat diberikan seperti cacing darah atau anak ikan yang ukurannya sesuai bukaan mulut arwana.
Larva yang telah mencapai panjang 10-12 cm dapat diberikan pakan seperti udang air tawar kecil atau runcah untuk mengimbangi kecepatan tumbuhnya.
Tambahan pakan hidup yang dapat diberikan seperti cacing darah atau anak ikan yang ukurannya sesuai bukaan mulut arwana.
Larva yang telah mencapai panjang 10-12 cm dapat diberikan pakan seperti udang air tawar kecil atau runcah untuk mengimbangi kecepatan tumbuhnya.
Teknik Transportasi
Arwana bila gelisah gampang sekali melakukan “jumping” atau menabrak-nabrak. Bila satu saja sisiknya terlepas akan terlihat kurang indah. Juga bisa mengakibatkan sirip robek dan patah.
Arwana bila gelisah gampang sekali melakukan “jumping” atau menabrak-nabrak. Bila satu saja sisiknya terlepas akan terlihat kurang indah. Juga bisa mengakibatkan sirip robek dan patah.
Tubuh
yang rusak bisa mengalami regenerasi, namun mungkin pula menjadi
cacatdan mengurangi keindahan penampilan, apalagi ada hal-hal yg bisa
memperparah luka-lukanya (misalnya infeksi, pertumbuhan bekas luka yg
lambat/delay). Untuk itu arwana perlu dilumpuhkan agar tidak dapat
berontak dalam proses pemindahan antar akuarium maupun transportasi
jarak jauh. Dosis pembiusan diatur sedemikian rupa bergantung keperluan.
Untuk transportasi jarak jauh, arwana dilumpuhkan gara tidak dapat
berontak namun tidak sampai terbalik dan masih bisa berenang. Pemindahan
antar arwana akuarium menggunakan dosis ringan, yang penting arwana
tidak dapat berontak.
Persiapan Pre-anestesi :
Alat dan bahan :
- Plastik dengan lebar sepanjang badan arwana.
- Wadah bak untuk tempat kantong plastik yang berisi arwana
- Air segar, air yang telah diaerasi yg mencukupi minimal 24 jam. Hindari bahan-bahan kimia lain yang terlarut.
- Bahan : Aquadine” cair
Prosedur Pelaksanaan :
menurunkan kesadaran sampai arwana menjadi terbalik, tunggu reaksi bius beberapa menit.
Paska Pembiusan :
- Masukkan kembali ke dalam akuarium dengan air yang tidak mengandung bahan kimia lain. Jaga di bawah kucuran air, dalam air dekat permukaan.
- Arwana mulai siuman, jaga jangan sampai terbentur benda-benda di sekelilingnya.
Efek samping :
- Obat bius tanpa pengenceran yang mengenai sisik arwana menyebabkan iritasi selaput lendir dan menimbulkan alergi pada beberapa orang.
- Bila arwana kembung, bisa disiapkan larutan daun ketapang kering yang tua dituangkan dalam akuarium, suhu dinaikkan level air direndahkan. Arwana yang kembung dicirikan tidak dapat menyelam ke dasardan berenang nungging.
- Bila pembiusan terlalu dalam biasanya gerakan tubuh mulai jarang, gerakan insang juga demikian. Pembiusan lebih dalam lagi akan mengurangi kekejangan otot, saat tersebut insang juga tidak ada gerakan, ikan berada pada posisi mengambang. Untuk mengatasinya tambahkan air segar untuk mengencerkan dosis obat bius atau di ceburkan ke tank bersih dibawah kucuran air.